Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Gembira dengan Al-Quran dan Hadits
Senin, 30 Januari 2023

Khutbah Jumat: Gembira dengan Al-Qur’an dan Hadits ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 26 Jumadil Akhir 1444 H / 20 Januari 2023 M.

Khutbah Pertama: Gembira dengan Al-Qur’an dan Hadits

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada RasulNya segala macam kebaikan. Tidak ada satupun kebaikan kecuali telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan tidak ada satupun keburukan yang menjerumuskan ke dalam api neraka kecuali telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mungkin menyembunyikan satupun wahyu dari Allah. Sebab kalaulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembunyikannya, tentu beliau disifati dengan khianat, bukan lagi dengan amanah.

Maka kewajiban kita adalah untuk senantiasa mencukupkan diri dengan Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kita berusaha untuk memahaminya sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih. Karena mereka adalah sebaik-baik orang yang memahami Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ketika seseorang tidak merasa cukup dengan Al-Qur’an dan hadits sehingga ia membutuhkan ucapan-ucapan manusia dan pendapat-pendapatnya, ia pasti akan tersesat jalan. Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mencukupkan, beliau bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, selama kalian berpegang kepada dua perkara ini kalian tidak akan tersesat selama-lamanya; Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Malik, Al-Hakim dan yang lainnya)

Saudaraku, cukupkan diri kita dengan terus mempelajari Al-Qur’an, terus kita mengkaji sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari. Allah berfirman:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

“Sungguh Kami telah mudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari/diingat, maka adakah orang yang mau mengingatnya?” (QS. Al-Qamar[54]: 22)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang-orang yang tidak mau mentadabburi Al-Qur’an, bahwa hatinya tertutup mati. Allah berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Tidakkah mereka mentadabburi Al-Qur’an, ataukah hati mereka telah ada gembok-gemboknya?” (QS. Muhammad[47]: 24)

Saudaraku, Al-Qur’an jangan sampai menyeret kita ke dalam api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al-Qur’an akan menjadi hujjah yang akan membela kamu atau Al-Qur’an akan menjadi hujjah yang akan menyeret kamu ke dalam api neraka.” (HR. Muslim)

Subhanallah.. Sesungguhnya Al-Qur’anul Karim Allah turunkan untuk menjadi hidayah untuk kita. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian peringatan dari Rabb kalian dan penyembuh bagi apa yang ada di dalam hati kalian dan sebagai rahmat serta hidayah untuk orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus[10]: 57)

Di sini Allah mensifati Al-Qur’an dengan beberapa sifat yang luar biasa.

Yang pertama, sebagai peringatan bagi orang-orang yang mau takut kepada Allah, peringatan bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan akhirat, peringatan bagi kaum mukminin. Karena tidak setiap manusia menjadikan Al-Qur’an.

Berapa banyak orang yang menghafal Al-Qur’an, tapi hatinya tidak takut kepada Allah? Berapa banyak orang yang hafal Al-Qur’an, tapi tidak peduli dengan hukum-hukum Allah dan syariatNya? Berapa banyak orang yang menghafal Al-Qur’an tapi hanya sebatas hiasan di lisan saja, hanya ingin disebut bahwa dirinya seorang penghafal Al-Qur’an. Sementara Al-Qur’an tidak sesuai dengan tingkah lakunya, tidak sesuai dengan akhlaknya, tidak sesuai dengan sisi kehidupannya, sungguh Al-Qur’an hanya akan menyeret ia ke dalam api neraka.

Maka kewajiban kita, saudaraku.. Jadikan Al-Qur’an sebagai peringatan untuk hidup kita. Senantiasa hati kita mengambil peringatan-peringatan Allah dalam Al-Qur’an. Sungguh peringatan Allah kepada hamba-hambaNya karena Allah sayang kepada hambaNya. Allah tidak ingin kita semua masuk ke dalam api neraka. Maka Al-Qur’an Allah turunkan sebagai peringatan untuk kita semuanya.

Yang kedua, sebagai obat terhadap apa yang ada dalam dada. Al-Qur’an adalah obat hati kita. Siapapun yang mentadabburi Al-Qur’an, siapapun yang membaca Al-Qur’an, siapapun yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan hatinya, maka hatinya akan terobati, akan hilanglah cinta dunia di hatinya yang berlebihan, akan menjadi orang-orang yang senantiasa mengharapkan ridha Ar-Rahman, senantiasa menjadi orang-orang yang taat dan tunduk dan patuh kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka saudaraku, penyakit-penyakit hati itulah yang sangat berbahaya. Adapun penyakit badan, itu semua menggugurkan dosa. Tapi ketika seseorang ditimpa kesombongan dan ujub, ditimpa oleh hasad dan dengki, ditimpa oleh cinta dunia yang berlebihan, itu semua hanya akan mendatangkan adzab dikuburnya dan dalam api neraka. Na’udzubillah. Karena Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwasanya keselamatan kita di hari kiamat itu tergantung kepada keselamatan hati kita. Allah berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾

“Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 88-89)

Selamat dari kesyirikan, selamat dari menjadi selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai suri tauladan, selamat dari penyakit syahwat dan syubhat. Merekalah yang akan selamat nanti pada hari kiamat.

Yang ketiga, Al-Qur’an sebagai hidayah. Hidayah yang membimbing kita dalam kehidupan dunia. Namun hanya orang-orang bertakwa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hidayah untuk hidupnya. Allah berfirman:

الم ‎﴿١﴾‏ ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ‎﴿٢﴾

“Alif laam miim. Itulah Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya sebagai hidayah untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 1-2)

Karena orang yang tidak bertakwa tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai hidayah. Dia lebih senang menjadikan selain Al-Qur’an sebagai hidayah. Karena di hatinya penuh dengan penyakit. Na’udzubillah.

Khutbah Kedua: Gembira dengan Al-Qur’an dan Hadits

Lalu Allah menyebutkan tentang sifat yang terakhir dari Al-Qur’an.

Yang keempat, rahmat untuk orang-orang yang beriman. Adakah yang lebih besar dari rahmat Allah dari Al-Qur’an? Yang seharusnya kita bergembira dengan rahmat Allah yang agung ini. Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakan: ‘Dengan karunia Allah dan RahmatNya-lah hendaklah mereka bergembira, itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.`” (QS. Yunus[10]: 58)

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari menafsirkan: “Katakan: ‘Dengan karunia Allah (yaitu Islam) dan rahmat Allah (yaitu Al-Qur’an) hendaklah mereka bergembira. Bergembira dengan mengamalkan Islam, gembira dengan Al-Qur’an, yaitu dengan membacanya, mempelajarinya dan mengamalkannya. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.”

Download mp3 Gembira dengan Al-Qur’an dan Hadits

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Gembira dengan Al-Qur’an dan Hadits” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52635-khutbah-jumat-gembira-dengan-al-quran-dan-hadits/